Bedanya Dokter Kandungan dengan Fetomaternal?

sumber: liputan6.com

Saat test pack menunjukkan hasil dua garis samar berwarna pink, rasanya seluruh perempuan akan bahagia. Bahagia tapi juga jadi deg-degan. Pengalaman saya, selesai memeriksa test pack setelah satu minggu telat, saya masih ragu apakah hasil tersebut valid atau tidak. Namanya juga newbie, bingung harus bagaimana.

Rasanya mau langsung lari ke rumah sakit dan diperiksa langsung oleh spesialis kandungan. Namun orang tua kasih saran, nanti saja satu bulan lagi karena kalau sekarang diperiksa baru terlihat kantong hamil.

Tapi ya namanya juga penasaran, cuma sanggup menunggu satu minggu, kami pun daftar ke Rumah Sakit Hermina di Galaxy, setelah tanya kanan kiri terutama kepada saudara yang kebetulan dokter dan sudah punya dua anak dan sudah mencoba fasilitas dan pelayanan di dua rumah sakit yang berbeda.

Untuk dokter? Saya disarankan ke dokter kandungan (ya iya dong den, masa ke pediatric). Fine. Saya pilih Dr. Zakia SpOg lagi lagi karena rekomendasi karena dokter ini akan mengusahakan kelahiran normal sampai titik darah penghabisan. Tapi periksa di Dr. Zakia hanya berlangsung beberapa kali. Karena saat pemeriksaan di bulan keempat atau sekitar usia kehamilan 18 minggu, saya dirujuk ke Fetomaternal.

Alasannya? Karena hasil tes parasit toksoplasma saya positif. Jadi saya positif mengidap parasit toksoplasma saat hamil dan ini masuknya sudah ke rana Fetomaternal.

Loh, kenapa tidak ditangani saja oleh Dr. Zakia? Saya juga punya pertanyaan yang sama. Namun akhir saya ketemu jawabannya. Kehamilan dengan risiko tinggi, salah satunya seperti kasus saya yang dengan toksoplasma, sebaiknya ditangani langsung oleh Fetomaternal.

Fetomaternal atau Fetal Materal sendiri berdasarkan situs posyandu.org adalah cabang sub spesialis dari bagian kandungan dan kebidanan yang menangani masalah penyakit ibu hamil, perkembangan dan diagnosis angguan janin di dalam kandungan, serta kasus kehamilan dengan resiko tinggi.

Para dokter dengan kemampuan sub spesalis ini, memiliki hak untuk memeriksa kandungan dan janin dengan lebih teliti, salah satunya dengan screening 4D. Pemeriksaan yang dilakukan juga bisa mendeteksi ada kelainan janin lainnya misalnya, pertumbuhan organ dalam yang tidak sempurna atau adanya kelainan pada ukuran kepala yang bisa merupakan akibat dari penyakit genetis lain.

Jadi singkat kalimatnya, fetomaternal juga termasuk dokter kandungan, jelas karena sebelum mereka ambil sub spesialis ini mereka juga harus jadi dokter spesialis kandungan terlebih dahulu. Namun, dokter fetomaternal ini, seringnya dijadikan rujukan oleh para dokter kandungan saat ada pasien yang mengalami kemungkinan kehamilan resiko tinggi.

Kalau diminta memilih lebih baik dokter kandungan atau dokter fetomaternal langsung? Saya pilih dokter kandungan biasa saja dulu. Toh, tidak merasa ada masalah apapun atau ada riwayat kesehatan yang mengkhawatirkan.

Karena nantinya, saat usia kandungan memasuki 28 minggu, pasien dokter kandungan tersebut akan diminta memeriksakan diri ke Fetomaternal untuk mendapat screening yang tadi saya bilang. Ibu dan ayah bisa lihat muka anaknya loh saat screening ini. Lihat apakah hidungnya seperti siapa, kemudian lihat perkembangan jari tangan, tulang punggung, perkembangan organ dalam, lapisan-lapisan yang melindungi organ tersebut dan hal menarik lainnya.

Jadi buibu, cheers. Pilihan ada di tangan kalian. Mau ke dokter kandungan, fetomaternal atau bahkan cukup ke bidan. Asal diperiksakan secara rutin ya bu dede bayi dan kesehatan ibunya J