Keputusan Untuk Tidak Posting Foto Anak

Sebelum lahir, saya dan suami punya kesepakatan terhadap si jabang bayi bahwa saya dan suami tidak akan memasang foto full atau muka sang anak di media sosial seperti Facebook, Path, Instagram.
Saya dan suami 'hanya' berani memamerkan foto si kecil untuk dijadikan profile picture di aplikasi messanger seperti Whatsapp, Line atau BBM.

Kenapa?

Alasannya karena saya takut. Call me paranoid, but i am. Saya sudah beberapa kali melihat ada beberapa foto temen saya yang disalahgunakan. Foto yang mereka unggah ke sosmed, dipergunakan kembali tanpa ijin. Kan songong!!

Itu teman saya, yang umurnya kurang lebih sama dengan saya. Ada juga kasus anak artis yang fotonya dipakai oleh akun jual beli bayi. JUAL BELI BAYI LOH. Kebayang kan, gimana rasanya tiba-tiba foto anak sendiri ada di akun yang jadi momok buat orang tua.

Dan hari ini, saya menemukan sebuah group di Facebook soal pedhopil dan mereka berbagi cara bagaimana menggaet Loli atau anak-anak agar mau melayani mereka (They called themself as Official Candy's Group, they do exist). Mereka bangga menyebut sedang 'memacari' anak berusia 4 tahun sedangkan dia sendiri berumur 20 tahun.

Postingannya banyak yang vulgar bikin saya mual.

Hal ini yang menjadi ketakutan saya. Saya khawatir jika foto anak saya disalahgunakan untuk hal yang tidak-tidak seperti dijadikan bahan imajinasi para pedhopil untuk onani. YAIKS. Saya aja ga rela diperlakukan begitu.

Sedangkan alasan suami adalah, anak umur segini belum bisa memutuskan apa yang dia inginkan. Jadi, kalau nanti anaknya mengijinkan untuk mengunggah fotonya, ya baru deh diunggah karena sudah ijin sama yang punya foto :D

Menurut beberapa bacaan foto yang sudah terunggah, tidak lagi dapat dikontrol. Semua orang, yes SEMUA ORANG, bisa dengan bebas menyimpan atau bahkan mencetak foto si anak.

Karena itu saya yang masih suka gatal untuk ikut lomba foto bayi atau sekedar memamerkan si anak yang celemotan habis makan buah naga dengan senyum polos khas tanpa giginya pun (kebayang kan imutnya kaya apa) harus kuat menahan diri.

Tapi buat yang ga sanggup, ada aturan main dalam mengupload foto anak antara lain,

- Jangan Upload foto anak tanpa busana. Pun dengan embel embel bagian pribadinya diberi emoticon. Selain bikin anak malu saat besar nanti, lagi lagi untuk menghindari penyalahgunaan foto.

- Jangan tag tempat atau memberikan detail lokasi beserta foto anak. Ini super bahaya karena (amit amit) memberikan peluang besar untuk mempolakan kegiatan harian anak.

- Jangan posting kesukaan si anak (susah sik ini). Bisa jadi bahan para orang jahat untuk menggaet si anak.

Tapi meski begitu, mengokohkan fundamental si anak jauh lebih penting seperti mengajarkannya bagaimana berhadapan dengan orang asing, apa yang harus dilakukan saat ada orang asing yang ingin mengajaknya pergi atau memberi sesuatu, bagaimana anak menjaga area pribadinya dan tahu mana yang boleh dipegang dan mana yang tidak boleh.

Saya dan suami pun berniat memberikan pendidikan bela diri seperti taek won do atau karate atau pencak silat atau merpati putih. AMIN.


Ini sebagian postingan IG saya :)

Komentar

Postingan Populer